A. PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)
1.
Latar Belakang
PBB didirikan di San Fransisco
pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun
Sidang Umum yang pertama – yang dihadiri wakil dari 51 negara – baru
berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Sejak didirikan hingga
tahun 2007, sudah tercatat ada 192 negara yang menjadi anggota PBB. Markas
pertama PBB berada di San Francisco, namun sejak tahun 1946 sampai sekarang
kantor pusatnya terletak di di New York.
Church House adalah sebuah bangunan yang
menjadi markas pusat dari perkumpulan gereja-gereja (Anglikan) di Inggris,
terletak di sebelah selatan dari Dean’s Yard di sebelah Wesminter Abbey di kota
London. Gereja ini pada saat itu diduga kuat menjadi salah satu tempat
berkumpulnya tokoh-tokoh gereja yang menjadi seorang Freemason.
Bangunan ini didisain oleh Sir Herbert Barker,
sekitar tahun 1930-an, sebagai pengganti gedung yang terdahulu, yang diresmikan
pada tahun 1902 oleh Coorperation of Church House yang berdiri sejak 1888.
Bangunan ini dimaksudkan sebagai peringatan perayaan emas 50 tahun bertahtanya
Ratu Victoria yang menjadi ratu sejak 1887. Batu pertama pembangunan bangunan
ini diletakkan oleh Ratu Mary pada 26 Juni 1937 dan diresmikan oleh Raja George
VI pada 10 Juni 1940.
King George VI merupakan pendukung utama dan
anggota aktif Craft (Freemason) dan pada tahun 1953 Uskup Anglikan ke XVI juga
seorang Freemason (Lihat buku Christianity and Freemasonry; Kirby). Uskup Agung
Geoffrey Fisher juga seorang Freemason, termasuk pula Uskup Agung Canterbury
(1945-1961).
Selanjutnya, diketahui bahwa istilah “United
Nations” dicetuskan pertama kali oleh Franklin D. Roosevelt sewaktu masih
berlangsung Perang Dunia II. Sosok Franklin D. Roosevelt perlu diketahui
ternyata selain sebagai Presiden Amerika Serikat, ia juga merupakan anggota
penting dari Organisasi Yahudi Freemasonry- yang memiliki beberapa organisasi
underbow berkedok gerakan sosial dan amal seperti Lions Club dan Rotary Club.
Setidaknya terdapat dua catatan mengenai aktivitasnya di organisasi Mason
tersebut. Satu sumber menyatakan Rosevelt bergabung dengan sebuah organisasi
Lodge pada tanggal 11 Oktober 1911. Sedangkan sumber lain menyatakan ia masuk
pada 28 November 1911.
Nama PBB/UNO digunakan secara resmi pertama kali
pada 1 Januari 1942. Tujuannya untuk mengikat wakil-wakil Pihak Berseteru
kepada prinsip-prinsip Piagam Atlantik serta untuk menerima sumpah dari mereka
guna menjaga keamanan Kuasa Paksi. Setelah upaya itu, Pihak Berseteru terus
memantapkannya dengan ditandatanganinya kesepakatan-kesepakatan dalam
persidangan-persidangan di Moscow, Kaherah dan Taheran sewaktu masih berperang
pada tahun 1943. Dari bulan agustus sampai Oktober 1944, wakil-wakil dari
Perancis, Republik China, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet bertemu untuk
memperincikan rancangan-rancangan di Estet Dumbarton Oaks, Washington, D.C.
Dari pertemuan-pertemuan selanjutnya dicapailah
rancangan pokok mengenai tujuan, wakil-wakil anggota dari tiap negara,
struktur, serta susunan dewan untuk memelihara keamanan dan keselamatan
antarbangsa, kerjasama ekonomi dan sosial antarbangsa. Rancangan ini telah
dibicarakan dan diperdebatkan oleh beberapa wakil negara dan utusan bangsa.
Pada 25 April 1945, persidangan PBB tentang
penyatuan antar bangsa, dimulai di San Francisco. Selain dihadiri oleh
wakil-wakil negara juga organisasi umum -termasuknya Lions Club yang diundang
khusus untuk menggubah piagam PBB. Tak kurang 50 negara yang menghadiri
persidangan ini menandatangani “Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”. Polandia
yang tidak menghadiri persidangan itu diberi satu tempat khusus, baru dua bulan
kemudian tepatnya pada 26 Juni wakilnya menandatangani piagam itu.
Selanjutnya, Perserikatan Bangsa Bangsa
ditetapkan secara resmi pada 24 Oktober 1945, selepas piagamnya telah
diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK), yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Uni Soviet, Perancis, Republik China serta diikuti anggota
lainnya yang terdiri 46 negara di Church House, London, Inggris pada 10 Januari
1946 yang diikuti 51 negara.
Kantor Pusat PBB saat ini dibangun di sebelah
Sungai East (East River), New York City pada tahun 1949 di atas tanah yang
dibeli dari John D. Rockefeller, Jr. dengan dana bersama sebanyak 8.5 juta
dollar AS jadi bukan milik Amerika Serikat. John D. Rockfeller pun juga
diketahui merupakan anggota Freemason. Arsiteknya dari berbagai bangsa,
termasuknya Le Corbusier (Perancis), Oscar Niemeyer (Brazil), dan wakil-wakil
dari beberapa negara yang lain. Tim ini diketuai oleh Wallace K. Harrison,
Pimpinan Harrison & Abramovitz (NYC). Kantornya dibuka secara resmi pada 9
Januari 1951.
Tokoh-tokoh PBB juga banyak sekali diisi oleh
tokoh-tokoh dan pentolan anggota-anggota Freemason dan cabang-cabangnya. Dalam
sebuah artikel tercatat nama U Thant (UN Secretary General), Robert Strange
McNamara (US Secretary of Defense 1961-1968; President World Bank 1968-1981).
2. Tujuan PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1)
Memelihara
perdamaian dan keamanan dunia.
2)
Mengembangkan
hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak
menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3)
Mengembangkan
kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial,
budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan
mencegah timbulnya peperangan.
4)
Memajukan dan
menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan fundamental tanpa
membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
5)
Menjadikan
pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerjasama yang harmonis untuk
mencapai tujuan PBB.
3. Peran
PBB di Indonesia
Republik Indonesia tidak
hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan aktif baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
(a)
Secara
tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama
dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
(b)
Secara
langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda
(KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
Tabel : Pengiriman Pasukan Garuda
No
|
Pasukan
|
Unit PBB
|
Tempat Bertugas
|
Tahun
|
1
|
KONGA I
|
UNEF
|
Timur Tengan (sekitar Terusan
Suez)
|
8 Januari 1957
|
2
|
KONGA II
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1960 - 1961
|
3
|
KONGA III
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1962 - 1964
|
4
|
KONGA IV
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973 - 1975
|
5
|
KONGA V
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
6
|
KONGA VI
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
*dst.
(c)
Pada
tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
(d)
Indonesia pernah
dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
(e)
Berdasarkan
Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008, penambahan
Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon Selatan.
(f)
Peran
serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(g)
Indonesia telah
berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan perdamaian PBB (UNPKO) sejak UNEF
(Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h)
Penyumbang
pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan jumlah
personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang
tersebar di 5 Negara.
(i)
Pengiriman
PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang cinta damai.
(j)
Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir segera mengadakan siding
menteri luar negeri negara-negara Liga Ararb pada 18 Nove,ber 1946. mereka
menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI sebagai negara merdeka dan
berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan De Jure menurut hokum
internasional.
(k)
Awal
pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan
suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota
yang memiliki hak pilih.
B.
KAA
(Konferensi Asia Afrika)
1.
Latar Belakang
a)
Bangsa-bangsa
Asia-Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni sama-sama menjadi
sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
b)
Semakin
meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah untuk
memperoleh kemerdekaan.
c)
Perubahan
politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi
internasional diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok
Barat dan Blok Timur.
d)
Diantara
bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran untuk
bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam
masalah tersebut.
2. Tujuan
KAA
a)
Mengembangkan
saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk
menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.
b)
Meninjau
masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam hubungannya
dengan negara-negara peserta.
c)
Mempertimbangkan
masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika
seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
d)
Meninjau
kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk
meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
3.
Peran KAA di Indonesia
Peranan
Indonesia dalam KAA
(a)
Indonesia ikut
memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini
sebagai pendahuluan dari KAA.
(b)
Indonesia ikut
memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA yang berlangsung pada
tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam
konferensi ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, diantaranya
adalah :
Ketua
Konferensi
: Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris Jenderal
Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite
Kebudayaan
: Mr. Muh. Yamin
Ketua Komite
Ekonomi
: Prof. Ir. Roseno
(c)
Dalam
KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas pertemuan tersebut bersama Mesir
dan India sehingga diadakan untuk yang pertama kalinya di Bandung tahun 1955.
C.
GNB
(Gerakan Non Blok)
1. Latar
Belakang
Gerakan Non Blok (non-aligned)
merupakan organisasi negara-negara yang tidak memihak Blok Barat maupun Blok
Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar belakangi oleh hal-hal sebagai
berikut.
(i)
Diilhami Konferensi Asia-Afrikadi
Bandung (1955)di mana negara-negara yang pernah dijajah perlu menggalang
solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk kolonialisme.
(ii)
Adanya krisis Kuba pada
tahun 1961di mana Uni Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara
besar-besaran di Kuba, hal ini mangakibatkan Amerika Serikat merasa terancam sehingga
suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur ini
mendorong terbentuknya GNB.
Adapun berdirinya Gerakan Non
Blok diprakarsai oleh :
(a)
Presiden Soekarno
dari Indonesia,
(b)
Presiden Gamal Abdul Nasser dari
Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c)
Perdana Menteri Pandith
Jawaharlal Nehru dari India,
(d)
Presiden Josep Broz Tito
dari Yugoslavia, dan
(e)
Presiden Kwame Nkrumah
dari Ghana.
2. Tujuan
GNB
Adapun tujuan berdirinya GNB dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Tujuan
ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan
politik yang jauh tertinggal dari negara-negara maju.
b.
Tujuan
ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur
menuju terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai.
Gerakan Non-Blok dan Dasasila Bandung memiliki keterkaitan yang erat. Hal ini dapat dilihat dari salah satu asas yang dipakai Gerakan Non-Blok. Asas tersebut adalah berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan di semua tempat. Asas lainnya adalah memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme. Semangat Dasasila Bandung juga terlihat dari tujuan-tujuan Gerakan Non-Blok berikut, Mengembangkan solidaritas antara sesama negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemakmuran, dan kemerdekaan. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur Berusaha membendung pengaruh buruk, baik dari Blok Barat maupun Blok Timur.
3. Peran
GNB di Indonesia
Indonesia menganut
politik luar negeri bebas dan aktif. Oleh karena itu, Indonesia berusaha
menunjukkan peran serta dalam organisasi Gerakan Non-Blok. Peran serta
Indonesia dalam Gerakan Non-Blok sebagai berikut:
a)
Sebagai
salah satu negara pemrakarsa.
b)
Sebagai
salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama.
c)
Pernah
menjadi ketua GNB pada tahun 1992–1995. Pada saat itu Indonesia menjadi tuan
rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X
berjumlah 106 negara.
d)
Indonesia
juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia,
memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.
Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang
untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan
Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
D.
OPEC (Organization
of the Petroleum Exporting Countries)
1.
Latar Belakang
Venezuela adalah negara pertama yang memprakarsai pembentukan organisasi
OPEC dengan mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun
1949, menyarankan mereka untuk menukar pandangan dan mengeksplorasi jalan lebar
dan komunikasi yang lebih dekat antara negara-negara penghasil minyak. Pada 10
– 14 September 1960, atas gagasan dari Menteri Pertambangan dan Energi
Venezuela Juan Pablo Pérez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan
Energi Saudi Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak, Persia atau
Iran, Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan
cara-cara untuk meningkatkan harga dari minyak mentah yang dihasilkan oleh
masing-masing negara. OPEC didirikan di Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum
1960 yang dibentuk oleh Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang mendesak kuota
dari impor minyak Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak Kanada dan
Mexico. Kelima negara tersebut (Irak, Persia atau Iran, Kuwait, Saudi Arabia
dan Venezuela) selanjutnya dikenal sebagai negara pendiri OPEC.
Eisenhower membentuk keamanan nasional, akses darat persediaan energi,
pada waktu perang. Yang menurunkan harga dari minyak dunia di wilayah ini,
Presiden Venezuela Romulo Betancourt bereaksi dengan berusaha membentuk aliansi
dengan negara-negara Arab produsen minyak sebagai satu strategi untuk
melindungi otonomi dan profabilitas dari minyak Venezuela. Sebagai hasilnya, OPEC
didirikan untuk menggabungkan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari
negara-negara anggota sebagai kelanjutan dari yang telah dilakukan.
2. Tujuan
OPEC
Tujuan yang hendak dicapai OPEC yaitu:
“preserving and enhancing the role of oil as a prime energy source in achieving
sustainable economic development” melalui:
a)
Koordinasi
dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;
b)
Menetapkan
strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara anggota;
c)
Menerapkan
cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasiona sehingga tidak
ter- jadi fluktuasi harga;
d)
Menjamin
income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak;
e)
Menjamin
suplai minyak bagi konsumen;
f)
Menjamin
kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.
3. Peran
OPEC
Indonesia memiliki kesempatan untuk
menempatkan sumber daya manusianya untuk bekerja di sekretariat OPEC. Hal ini
merupakan investasi jangka panjang karena akan dapat menjadi network bagi
Indonesia di masa datang.
OPEC tetap membutuhkan Indonesia sebagai faktor penyeimbang dalam
komposisi keanggotaannya. Indonesia merupakan satu-satunya negara asia yang
menjadi anggota Opec. Keanggotaan Opec yang didominasi oleh negara – negara
timur tengah tidak akan menguntungkan dalam sudut pandang citra OPEC di dunia internasional.
Citra Indonesia sebagai negara demokratis dan berpenduduk muslim terbesar dan
moderat di dunia dapat membantu perbaikan citra OPEC.
Dalam OPEC sendiri belum ada tuntutan
agar indonesia mengkaji keanggotaannya karena turunnya tingkat produksi minyak
bumi Indonesia serta mulainya Indonesia menjadi negara importir minyak. OPEC
menyadari bahwa kemungkinan penurunan ekspor minyak negara – negara anggota
adalah salah satu akibat dari kurangnya investasi di sektor perminyakan
negara tersebut.
E. OKI (Organisasi Konferensi Islam)
1.
Latar Belakang
OKI merupakan
organisasi Negara-negara Islam dan negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam yang dibentuk sebagai reaksi terhadap pembakaran mesjid Al Aqsa
oleh Israel pada tanggal 21 Agustus 1969 yang merupakan salah satu tempat suci
umat Islam, selain Mekkah dan Madinah serta bentuk penolakan terhadap
pendudukan wilayah-wilayah arab oleh Israel termasuk pula penguasaan atas
Yerussalem semenjak tahun 1967.
2.
Tujuan OKI
a)
Memelihara
dan meningkatkan solidaritas diantara negara-negara anggota dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan politik dan pertahanan keamanan.
b)
Mengkoordinasikan
usaha-usaha untuk melindungi tempat-tempat suci.
Membantu dan bekerjasama dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina.
Membantu dan bekerjasama dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina.
c)
Berupaya
melenyapkan perbedaan rasial, diskriminasi, kolonialisme dalam segala bentuk.
d)
Memperkuat
perjuangan umat Islam dalam melindungi martabat umat, dan hak masing-masing
negara Islam.
e)
Menciptakan
hubungan kerjasama yang harmonis, saling pengertian antar negara OKI dan
Negara-negara lain.
3. Peran
OKI di Indonesia
Beberapa peran aktif
Indonesia di OKI yang menonjol adalah ketika pada tahun 1993 Indonesia menerima
mandat sebagai ketua Committee of Six, yang bertugas memfasilitasi
perundingan damai antara Moro National Liberation Front(MNLF) dengan
pemerintah Filipina. Kemudian pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Menteri (KTM-OKI) ke-24 di Jakarta.
Selain itu, Indonesia
juga memberikan kontribusi untuk mereformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab
tantangan umat Islam memasuki abad ke-21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke-14 di
Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC's Ten-Year Plan of
Action. Dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih
berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indonesia
berkomitmen dalam menjamin kebebasan, toleransi dan harmonisasi serta
memberikan bukti nyata akan keselarasan Islam, demokrasi dan modernitas.
Bagi Indonesia, OKI
merupakan wahana untuk menunjukkan citra Islam yang santun dan moderat.
Sebagaimana yang ditunjukkan Indonesia pada dunia internasional dalam
pelaksanaan reformasi 1998 serta kemampuan Indonesia melewati transisi menuju
negara yang demokratis melalui penyelenggarakan pemilihan umum legislatif
ataupun pemilihan presiden secara langsung yang berjalan dengan relatif baik.
Pengalaman Indonesia tersebut dapat dijadikan rujukan bagi negara-negara
anggota OKI lainnya, khususnya negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara
yang sedang mengalami proses demokratisasi.
F.
ASEAN (Association of South East
Asia Nations)
1. Latar
Belakang
ASEAN (Association of South
East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA),
merupakan organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang
ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan
stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan
merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang
berdirinya ASEAN.
Berdirinya ASEAN didorong oleh
beberapa factor di antaranya sebagai berikut.
a)
Faktor Intern, yakni setelah
berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara.
Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan
masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan
stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b)
Faktor Ekstern, yakni akibat
krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai
seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka
negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi
ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
2. Tujuan
ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam
Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
(a)
Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara.
(b)
Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional.
(c)
Meningkatkan
kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
(d)
Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam
bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
(e)
Bekerja sama
dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri,
perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(f)
Meningkatkan
studi-studi tentang Asia Tenggara.
(g)
Memelihara
kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan
regional yang ada dan bertujuan serupa.
3. Peran
ASEAN di Indonesia
Peranan Indonesia dalam
ASEAN sangat besar diantaranya sebagai berikut.
(a)
Indonesia merupakan
salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
(b)
Indonesia berusaha
membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam masalah
Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indocina secara
keseluruhan dan Vietnamkhususnya sangat penting dalam menciptakan
stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta
diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja.
Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa
baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik bersenjata
di Asia Tenggara.
(c)
Indonesia sebagai
penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di
Denpasar, Bali pada tangga 23-24 Februari 1976.
(d)
Pada
tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan
Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral
Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi
Njotowijono.
(e)
Indonesia menjadi
tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh yang nantinya akan digunakan
negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan keuntungan dan juga bisa mengurangi
pengangguran di Indonesia.
(f)
Mengikuti
kerja sama regional seperti ini maka akan lebih dihormati negara lain, seperti
hanya kerja sama regional yang di Eropa ataupun Timur Tengah, lebih-lebih kalau
ASEAN kuar dimata Internasional (sayangnya di Internasional ASEAN kurang
dipandang)
(g)
AL-TNI
saring melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan membuktikan
pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia pun melakukan
perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN, walaupun agak lama untuk mendekati
Singapura.
(h)
Pada
KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesiamengusulkan
pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community). Komunitas ini mencakup bidang
keamanan, sosial – kebudayaan, dan ekonomi.
(i)
Pada
tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama
memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Diantara
pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean Ministerial
Meeting), Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum), Pertemuan Kementrian
Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa pertemuan lainnya.
(j)
Menjadi
tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada Januari 2005.
pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana
tsunami pada 26 Desember 2004.
(k)
Pada
bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini
diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015
diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40.
(l)
Pada
KTT Asean ke-19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia kembali menjadi
tuan rumah.
(m)
Kesepakatan
Kawasan Bebas Senjara Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon
Free Zone (SEANWFZ).
itulah yang saya sajikan untuk Anda. apabila ada salah kata dalam penulisan, saya ucapkan maaf yang sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar